Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.

Perbandingan Subdomain dan Subdirectory, Mending Mana?

3 min read

Apakah Anda pernah menjumpai suatu situs dengan struktur URL yang berbeda? Misalnya blog.namawebsite.com atau namawebsite.net/blog. Jika pernah, artinya kedua website tersebut menggunakan subdomain dan subdirectory.

Umumnya, baik subdomain maupun subdirectory dipakai untuk mengelola konten yang terpisah dari situs utama, terutama konten yang benar-benar berbeda berdasarkan temanya.

Karena tidak ingin mencampuradukkan konten, pemilik website mempunyai dua opsi sebagai solusinya, yakni menggunakan subdomain atau subdirectory.

Lantas, selain struktur USL, sebenarnya apa perbedaan subdomain dan subdirectory? Mana yang lebih baik untuk SEO? Silakan baca artikel berikut ini agar dapat menemukan jawabannya!

Pengertian Subdomain

Subdomain adalah bagian tambahan dari domain utama yang dibuat untuk maksud tertentu, dan subdomain akan berlaku sebagai situs yang terpisah.

Cara mengidentifikasi subdomain adalah dari struktur URL, seperti yang sudah disebutkan pada awal artikel.

Nama subdomain terletak di depan nama domain dan dipisahkan oleh tanda titik, misalnya produk.jenama.id.

Karena berdiri sendiri sebagai website yang terpisah dari jenama.id, subdomain produk ini dapat diisi konten yang berbeda dengan domain utama.

Selain itu, Anda juga bisa membuat lebih dari satu subdomain untuk pemisahan konten yang lebih luas lagi.

Misalnya, Anda bisa membuat subdomain yang secara khusus menampilkan layanan bantuan, yakni bantuan.jenama.id, kemudian situs khusus untuk menampilkan artikel, alamatnya blog.jenama.id, atau untuk menyajikan konten dalam bahasa lainnya, seperti en.jenama.id, dan sebagainya.

Pengertian Subdirectory

Subdirectory atau subfolder, adalah sebuah folder yang ada di dalam domain utama.

Jika subdomain akan berdiri sendiri sebagai situs yang terpisah, maka tidak dengan subdirectory.

Pasalnya, subdirectory masih menginduk kepada domain utama. Kendati demikian, Anda tetap dapat mengelola konten secara terpisah, bahkan dengan CMS yang berbeda.

Secara struktural URL, subdirectory menempati posisi di belakang nama domain, dan dipisahkan oleh tanda garis miring.

Situs yang sedang Anda buka sekarang ini, bikin.website, juga menggunakan subdirectory bernama blog. Dengan begitu, maka jelas bahwa struktur URL-nya adalah bikin.website/blog.

Sama halnya dengan subdomain, Anda bisa membuat lebih dari satu subdirectory dengan nama yang berbeda-beda, berdasarkan kebutuhan.

Perbandingan Subdomain dan Subdirectory

Setelah membaca masing-masing definisinya, bisa disimpulkan bahwa subdomain adalah seperti sebuah website yang terpisah dari domain utama, sedangkan subdirectory adalah bagian dari struktur internal website.

Subdomain dan subdirectory adalah dua konsep penting dalam struktur website yang acapkali membingungkan. 

Meskipun keduanya digunakan untuk mengorganisasi konten dalam sebuah website, keduanya memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.

Lantas, manakah yang lebih baik? Simak perbandingan subdomain dan subdirectory berikut ini, yuk!

Aspek Perbandingan Subdomain Subdirectory
SEO Subdomain dianggap sebagai situs yang terpisah dari domain utama, sehingga memerlukan optimasi dari awal, dan authority milik domain utama tidak dapat memengaruhi ranking. Sementara itu, mesin pencari mengidentifikasi subdirectory masih termasuk bagian dari domain utama. Karenanya, subdirectory dapat mewarisi dan mewariskan authority dengan domain utama.
Branding Subdomain sering kali dilihat sebagai merek atau brand yang terpisah, meskipun masih terkait dengan merek utama karena masih tercantum pada URL. Anda bisa memanfaatkannya untuk menciptakan identitas yang berbeda dan menargetkan audiens yang lebih beragam tanpa perlu merusak branding pada domain utama. Sedangkan, subdirectory lebih dianggap sebagai bagian dari merek utama. Alhasil, ini bisa membantu memperkuat identitas merek utama dan memberikan kesan yang lebih menyatu.

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Jawabannya adalah: tergantung dengan kebutuhan. Ada pengguna yang lebih butuh subdomain ketimbang subdirectory, dan sebaliknya.

Kedua opsi tersebut sangat wajar terjadi, mengingat kebutuhan setiap pemilik website itu berbeda-beda.

Maka dari itu, kita tidak dapat menilai mana yang lebih antara subdomain dan subdirectory tanpa mengetahui kebutuhan terlebih dahulu.

Lantas, bagaimana cara mengetahui kebutuhan tersebut? Anda bisa menyimak pembahasan di bawah ini.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Subdomain?

Berikut beberapa pertimbangan mengapa Anda membutuhkan subdomain:

  • Mengelola konten yang sangat berbeda dengan website utama: Jika Anda memiliki website utama dan ingin membuat website lain dengan isi konten sangat berbeda, seperti blog terpisah dari website bisnis, atau halaman layanan bantuan pelanggan, subdomain bisa jadi pilihan yang tepat. Justru ini akan memberikan identitas yang lebih mandiri pada website tersebut.
  • Tim yang berbeda: Memiliki tim yang berbeda untuk mengelola konten pada bagian tertentu dari website? Subdomain bisa memudahkan pengelolaan dan pembagian tugas.
  • Server atau hosting yang berbeda: Terkadang, ada pengelola website yang sengaja menggunakan lebih dari satu server untuk berjaga-jaga bila terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya terkena serangan siber atau force majeure. Dalam hal ini, Anda juga bisa membuat subdomain dan menyimpannya di server yang berbeda.
  • Target pasar yang berbeda: Ingin menargetkan pasar yang berbeda dan menyesuaikannya dengan konten yang berbeda? Pilihlah subdomain. Sebab, Anda mengoptimalkan SEO untuk audiens pada masing-masing wilayah, lo.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Subdirectory?

Sementara itu, menjatuhkan pilihan ke subdirectory juga tidaklah menjadi masalah apabila Anda memiliki beberapa pertimbangan seperti di bawah ini:

  • Konten yang saling berkaitan dengan website utama: Apabila konten yang ingin Anda tampilkan masih berkaitan erat dengan website utama, subdirectory bisa menjadi pilihan terbaik. Dengan begini, authority website Anda terhadap suatu tema akan tetap terjaga.
  • Struktur website yang sederhana: Karena masih di dalam satu ‘atap’ yang sama dengan domain utama, ini akan membuat struktur URL situs Anda tetap sederhana dan mudah dinavigasi, yang membuat pengalaman pengguna (UX) semakin meningkat.
  • SEO: Dari sudut pandang SEO, subdirectory cenderung lebih disukai karena dapat membantu memusatkan authority pada domain utama.

Nah, itulah perbandingan subdomain dan subdirectory, mulai dari definisi hingga karakteristiknya.

Setelah membaca artikel ini, mana yang lebih Anda pilih: subdomain atau subdirectory? Tulis jawaban Anda pada kolom komentar di bawah ini, ya!

Avatar for Jordy Prayoga
Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.

Apa Itu Site Audit? Seberapa Penting untuk Website?

Sudah memiliki website, tetapi Anda tak kunjung mendapatkan manfaat karena performanya belum optimal? Lalu, bingung harus memulai dari mana ketika ingin memperbaikinya? Jika sudah...
Avatar for Jordy Prayoga Jordy Prayoga
4 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *