Menginstal WordPress di subdirectory memudahkan pemilik website mengelola beberapa ‘situs’ di dalam domain yang sama.
Keberadaan subdirectory juga membuat pengelolaan konten menjadi lebih fleksibel, terutama ketika ingin memisahkan topik-topik tertentu agar tidak tercampur dan membingungkan.
Tidak hanya bagi pengguna, mesin pencari seperti Google pun akan kesulitan memberikan penilaian terhadap website semacam ini, terutama dari aspek topical authority.
Nah, jika Anda ingin memasang subdirectory dengan tujuan memisahkan konten-konten yang ada di dalamnya dari situs utama, mari simak panduan singkat di bawah ini!
Instalasi WordPress di Subdirectory
Sebenarnya, cara instal WordPress di subdirectory sama seperti pada domain utama. Namun, ada beberapa perbedaan kecil yang masih belum diketahui. Tanpa berlama-lama lagi, berikut tutorialnya.
1. Masuk ke Control Panel
Kita akan menerapkan cara instal WordPress di subdirectory secara otomatis, sehingga langkah pertama adalah masuk ke control panel hosting, baik itu cPanel atau DirectAdmin.
Pada contoh kali ini, control panel yang digunakan adalah cPanel. Cara masuk ke control panel biasanya melalui bagian member area, atau juga bisa dengan mengakses namawebsite.com/cpanel, kemudian masukkan aksesnya.
2. Pilih Softaculous
Setelah berhasil masuk, Anda akan sampai pada dasbor utama cPanel. Gulir ke bawah hingga menemukan menu Softaculous.
Biasanya menu ini terletak di bagian paling bawah. Pada menu ini, akan muncul beberapa submenu, lalu ketuk WordPress untuk memulai proses instalasinya.
Jika muncul langkah seperti ini, tekan Install.
3. Konfigurasi Subdirectory dan Instalasi WordPress
Langkah selanjutnya, Anda diminta untuk mengonfigurasi instalasi WordPress. Dalam langkah ini pula, subdirectory akan dibuat.
A. Membuat Subdirectory
Sebelum itu, pilih domain yang ingin Anda gunakan. Perhatikan kolom di sebelah kanan nama domain, sebuah kolom dengan keterangan “In Directory” di bawahnya.
Pada kolom tersebut, isikan nama subdirectory yang ingin Anda buat. Panduan ini menggunakan contoh bernama “blog”, seperti halnya nama yang digunakan oleh subdirectory situs yang sedang Anda buka sekarang ini.
Nantinya, subdirectory memiliki struktur tautan https://jordyprayoga.net/blog/.
Silakan memilih nama subdirectory yang sesuai dan tentunya mudah untuk diingat/diketik, ya.
Kalau bisa, jangan menggunakan nama subdirectory yang terlalu panjang, supaya tidak menyusahkan pengguna, dan tidak menyulitkan branding situs Anda.
B. Instalasi WordPress
Jika subdirectory telah dikonfigurasi, kini saatnya melanjutkan instalasi WordPress. Gulir ke bawah dan ubah atau tambahkan informasi pada kolom yang ada, mulai dari Site Name, Site Description, Admin Username, hingga Admin Password—seperti instalasi WordPress pada umumnya.
Setelah pengaturan sudah disesuaikan, gulir ke bawah dan ketuk Install, dan tunggu sebentar.
Selamat, instalasi WordPress di subdirectory telah berhasil, selanjutnya tinggal kita atur tema hingga mengisi konten-kontennya.
Kelebihan Menggunakan Subdirectory
Subdirectory adalah bagian dari struktur URL yang berada di bawah domain utama. Penggunaannya menawarkan pemilik website sejumlah kelebihan, terutama dalam konteks SEO dan pengelolaannya. Berikut adalah beberapa kelebihannya:
1. Struktur URL yang Lebih Rapi
Subdirectory membantu menciptakan struktur URL yang lebih mudah dipahami, baik oleh pengguna maupun mesin pencari.
Karena itu, pengguna dapat dengan mudah ‘berselancar’ di website Anda karena struktur URL yang jelas mencerminkan hierarki konten, dan ini membuat pengalaman pengguna menjadi lebih baik karena mereka dapat menemukan informasi yang mereka cari dengan cepat.
2. Bagus dari Sisi SEO
Dari sudut pandang SEO, ada kabar baik terkait penggunaan subdirectory. Pasalnya, situs pada subdirectory dan situs pada domain utama masih saling terintegrasi.
Nantinya, setiap backlink atau authority yang diperoleh subdirectory akan berkontribusi pada peringkat keseluruhan situs. Menarik, bukan?
Ini sangat berbeda dengan subdomain, karena mesin pencari menganggapnya sebagai situs baru, sehingga Anda perlu mengoptimasinya dari awal.
3. Pengelolaan Konten Jadi Lebih Mudah
Dengan subdirectory, Anda bisa mengorganisir konten secara tematik atau berdasarkan kategori, sehingga lebih mudah dikelola, dan bagi pengunjung, ini akan memudahkan mereka dalam mencari konten berdasarkan tema.
Selain itu, Anda juga dapat dengan mudah menambahkan, menghapus, atau memperbarui konten dalam subdirectory tanpa mengganggu struktur website secara keseluruhan.
4. Fokus pada Topik Tertentu secara Spesifik
Subdirectory juga dapat membantu Anda untuk fokus pada topik-topik tertentu, sehingga hal ini pun dapat berkontribusi saat membangun topical authority yang lebih kuat di mata mesin pencari.
Meski sebenarnya topical authority dapat diperkuat dengan kualitas konten, tetapi menggunakan subdirectory sebagai ‘situs’ khusus dengan tujuan menyasar topik bertema khusus, tentu ini akan sangat membantu.
Mengalami Kendala?
Itulah tadi panduan singkat memasang WordPress di subdirectory. Sebenarnya, ada satu lagi cara yang bisa Anda terapkan, yakni memasangnya secara manual.
Namun, bagi pemula, cara instal WordPress di subdirectory terdengar membingungkan. Nah, dengan artikel ini, diharapkan Anda bisa menggunakan cara yang paling mudah.
Jika mengalami kendala, jangan ragu untuk memberi tahu kami melalui kolom komentar di bawah ini, ya. Sampai jumpa pada artikel berikutnya!